Sebuah
karya ilmiah harus dibuat dengan bahasa yang lugas, tidak bersayap, atau
bermakna denotatif. Penulis karya ilmiah tidak diperbolehkan menggunakan
kata-kata atau kalimat yang bermakna ambigu.
Selain itu, dalam karya ilmiah
juga tidak diperbolehkan menggunakan kata ganti seperti saya atau kami. Karya
ilmiah bersifat umum atau universal. Kata yang digunakan untuk mengganti kata
saya atau kami adalah penulis.
Sesuai
dengan jenisnya, bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah jauh berbeda dengan
bahasa pada karya sastra. Bahasa yang digunakan pada karya sastra cenderung
bersayap, bermakna konotatif, dan kalimat- kalimat yang tidak efektif.
Untuk
menimbulkan kesan yang mendalam, dalam karya sastra juga banyak digunakan
berbagai macam gaya bahasa. Hal-hal semacam ini tidak diperbolehkan dalam karya
ilmiah.
Selain
tidak boleh menggunakan kata-kata bersayap, kalimat ambigu, dan kalimat yang
tidak efektif, kata-kata yang digunakan dalam karya ilmiah harus kata baku.
Penulis
harus cermat dalam memilih kata-kata yang digunakan. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan uraian di bawah ini!
1. Kata Baku dan Tak Baku
Kata
baku adalah kata-kata yang penulisannya sesuai dengan aturan yang ditetapkan
dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan beberapa contoh kata baku berikut ini!
2. Kata Konotatif dan Denotatif
Kata konotatif adalah kata yang bermakna kiasan. Karena kata konotatif inilah,
kalimat bisa bermakna ganda. Akibatnya kalimat bisa bermakna ambigu. Sementara
itu, kata denotatif adalah kata-kata yang bermakna lugas. Pada karya ilmiah,
kata yang digunakan adalah kata denotatif.
Kalimat | Kata | Makna |
a. Petugas di kantor itu ditangkap karena
menerima amplop dari calon tenaga kerja. b. Amplop yang diberikan oleh petugas itu berwarna putih. | Amplop | Uang Amplop |
a. Saat ini banyak orang berebut kursi dengan
menjatuhkan lawannya. b. Penonton berebut kursi agar mendapatkan
tempat di depan. | Kursi | Jabatan Tempat untuk duduk |
3. Kalimat efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat
dan dapat dipahami dengan tepat pula. Kalimat efektif memiliki ciri-ciri-ciri
sebagai berikut.
a. Tidak bermakna ganda
Perusahaan konveksi itu membutuhkan empat orang penjahit pakaian wanita. Kelompok kata penjahit pakaian wanita bermakna ganda.
Makna pertama penjahit yang berjenis
kelamin wanita dan makna kedua penjahit yang hanya menjahit pakaian wanita. Agar
tidak menimbulkan makna ganda, penulis perlu membubuhkan tanda hubung (-).
Jika
yang dikehendaki adalah penjahit pakaian yang berjenis kelamin wanita, tanda
hubung diletakkan di antara kata penjahit dan wanita (penjahit-pakaian wanita).
Sementara itu, jika yang dikehendaki adalah penjahit yang bisa menjahit pakaian
wanita, tanda hubung diletakkan di antara kata pakaian dan wanita (penjahit
pakaian-wanita) .
b. Subjek dan objek tidak
didahului dengan kata depan
Kalimat
efektif harus memiliki subjek yang jelas. Jika subjek didahului kata depan,
subjek kalimat menjadi hilang sehingga tidak terbentuk kalimat efektif.
Contoh:
- SMA Nusa Bangsa mengadakan kegiatan pentas seni. (SMA Nusa Bangsa = subjek)
- Di SMA Nusa Bangsa mengadakan kegiatan pentas seni. (Subjek menjadi tidak jelas karena SMA Nusa Bangsa diawali dengan kata depan di)
Demikian
pula objek juga tidak boleh didahului dengan kata depan. Contoh:
- Mereka membicarakan kekayaan laut Indonesia. (efektif)
- Mereka membicarakan tentang kekayaan laut Indonesia. (tidak efektif)
c. Logis
Kalimat
efektif harus logis, masuk akal, dan cermat dalam penalaran. Ketidakcermatan
dalam menyusun kalimat bisa menyebabkan kalimat menjadi tidak nalar. Contoh :
- Ponsel harap dimatikan. (efektif)
- Yang membawa ponsel harap dimatikan. (tidak efektif)
d. Tidak menggunakan kata yang berlebihan
Kalimat
efektif tidak menggunakan kata atau kelompok kata yang dirasa tidak perlu. Penggunaan
kata yang berlebihan menyebabkan makna kalimat sudah dipahami. Contoh :
- Karena sakit, dia tidak berangkat. (efektif)
- Karena dia sakit, dia tidak berangkat. (tidak efektif)
e. Memiliki unsur kesejajaran
Unsur
yang digunakan dalam kalimat efektif harus sepadan atau sejajar. Contoh:
- Dia mengambil sampah itu lalu membuangnya ke tempat sampah. (efektif)
- Dia mengambil sampah itu lalu dibuangnya ke tempat sampah. (tidak efektif)