Jawaban siswa diperiksa bersama-sama, sambil sekali-sekali memberi perhatian pada grammar, jika siswa salah menulis jawabannya. Dengan cara ini, Ibu Anipun melupakan kerisauannya. Keadaan ini berlangsung sepanjang semester tanpa ada upaya perbaikan. Hasil tes bahasa inggris para siswa sedang-sedang saja karena tes yang diberikan berupa tes pemahaman bacaan dan grammar. Namun, ketika ada tamu asing yang kebetulan berkunjung ke SMK tersebut, tidak seorangpun dari siswa Bu Ani yang berani menjawab pertanyaan tamu tersebut, apalagi bertanya. Hal ini menyebabkan Bu Ani dipanggil oleh kepala sekolah, dan diminta untuk berupaya agar para siswa mampu berbahasa Inggris, meskipun yang paling sederhana. Kejadian ini membuat kerisauan yang dulu pernah muncul, dirasakan kembali oleh bu Ani.