Pengertian, Watak, Paugeran dan Makna Tembang Kinanthi Serat Wedhatama
ambarisna.com - Sugeng enjang, selamat pagi semuanya. Apa kabar? Semoga kita semua selalu sehat dan dilindungi oleh Allah Tuhan Semesta Alam. Pada kesempatan baik kali ini, ambarisna.com akan berbagi postingan tentang pengertian, paugeran dan makna Serat Wedhatama Pupuh Kinanthi.
Pengertian Tembang Kinanthi.
Tembang kinanthi merupakan salah satu dari
bagian tembang macapat. Berdasarkan urutan filosfi tembang, tembang Kinanthi menempati posisi tiga, yakni setelah
Maskumambang dan Mijil.
Berdasarkan etimologi, Tembang Kinanthi itu menggambarkan masa ketika manusia itu sudah membangun rumah tangga hidup rukun dan tentram dengan keluarganya. Kinanti mempunya makna yang mirip dengan kata kanthi atau gandeng yang artinya membersamai. Maksudnya adalah kewajiban orang tua harus bisa menuntun atau mendampingi putranya supaya semua perilaku anak tersebut tidak melenceng dari jalan lurus/kebenaran maka harus dibimbing dan selalu diberi petuah.
Mau belajar membaca aksara Jawa? Coba gunakan translator Aksara Jawa dari Kompiwin.
Watak Tembang Kinanthi
Tembang Kinanthi mempunyai beberapa watak. watak
tersebut adalah senang, bahagia, penuh kasih sayang dan ramah tamah. sebab watk
tersebut, Tembang Kinanthi biasa digunakan untuk memberi nasehat petuah dan
mengungkapkan rasa cinta kasih.
Paugeran Tembang Kinanthi.
Sama seperti Paugeran Tembang Pangkur, Tembang
Kinanthi juga memiliki paugeran guru lagu, guru wilangan dan guru
gatra.
1) Guru lagu yaiku tibaning swara ing
pungkasaning gatra atau suara vokal
terkahir dalam satu baris.
Larik Tembang |
Guru Lagu |
Mangka kanthining tumuwuh |
memiliki guru lagu U.
sebab vokal yang terkahir adalah vokal U, bukan konsonan H |
Salami mung awas eling |
memiliki guru lagu I.
sebab vokal yang terkahir adalah vokal I, bukan konsonan NG |
Eling lukitaning alam, |
memiliki guru lagu A.
sebab vokal yang terkahir adalah vokal A, bukan konsonan M |
Dadi wiryaning dumadi |
memiliki guru lagu I.
sebab vokal yang terkahir adalah vokal I |
Supadi nir ing sangsaya |
memiliki guru lagu A.
sebab vokal yang terkahir adalah vokal A |
Yeku pangreksaning urip |
memiliki guru lagu I.
sebab vokal yang terkahir adalah vokal I, bukan konsonan P |
2) Guru wilangan yaiku cacahing wanda saben
sagatra atau
jumlah suku kata dalam satu baris.
No |
Larik Tembang |
Guru Wilangan |
1 |
Mang/ka/ kan/thi/ning/ tu/mu/wuh/ |
8 |
2 |
Sa/la/mi/ mung/ a/was/ e/ling/ |
8 |
3 |
E/ling/ lu/ki/ta/ning/ a/la/m/ |
8 |
4 |
Da/di/ wir/ya/ning/ du/ma/di/ |
8 |
5 |
Su/pa/di/ nir/ ing/ sang/sa/ya/ |
8 |
6 |
Ye/ku/ pang/rek/sa/ning/ u/rip/ |
8 |
3) guru gatra yaiku cacahing gatra saben sagatra
atau jumlah baris dalam satu bait.
Larik Tembang |
Guru Gatra |
Mang/ka/ kan/thi/ning/ tu/mu/wuh/ |
6 |
Sa/la/mi/ mung/ a/was/ e/ling/ |
|
E/ling/ lu/ki/ta/ning/ a/la/m/ |
|
Da/di/ wir/ya/ning/ du/ma/di/ |
|
Su/pa/di/ nir/ ing/ sang/sa/ya/ |
|
Ye/ku/ pang/rek/sa/ning/ u/rip/ |
Jadi dapat disimpulkan bahwa Tembang Kinanthi punya paugeran atau pedoman 8u, 8i, 8a, 8i, 8a, 8i.
Isi Serat Wedhatama Pupuh Kinanthi
- Serat
Wedhatama mengajarkan tuntunan moral sebagai bagian dari pendidikan
karakter yang disebut etika pribadi seperti nasehat dalam budaya Jawa.
Serat Wedhatama mementingkan rasa, pikiran, amarah atau kepercayaan. Dalam
Serat Wedhatama Pupuh Kinanthi ini memuat nasihat agar mengolah kepekaan
rasa (angulah lantiping ati) dan menyingkirkan hawa nafsu supaya
bisa menjadi manusia yang berbudi luhur (bekas kahardaning driya supaya
dadya utami).
- Supaya
mendapatkan ilmu sejati (lakune
ngelmu sejati) dengan cara mengolah kepekaan hati yaitu dengan
bertapa/ tirakat dan prihatin di tempat sepi (pangasahe
sepi samun). Jika dilakukan dengan sungguh-sungguh bisa
menghilangkan tabir yang menjadi halangan masuknya ilmu.
- Cara
melakukan ilmu sejati yaitu tidak boleh iri dan dengki kepada orang lain,
tidak mudah emosi, tidak mengganggu orang lain, memendam hawa nafsu dan
hal penting yang dilakukan hanya diam supaya hatinya tenang
- Serat
Wedhatama mengajarkan jika manusia itu harus selalu ingat dan waspada.
Ingat di sini mempunyai maksud supaya ingat kepada nasehat atau suri
tauladan dari gejala alam (mobah mosiking alam).
- Waspada
maksudnya yaitu tahu halangan hidup. Selain itu juga agar tidak ngawur
atau sembarangan dalam bertindak laku maupun batin/hatinya serta
menghilangkan rasa ragu-ragu, waspada dalam bertutur kata atau bicara dan
waspada dalam berbagai hal lain yang bisa saja membahayakan diri dan orang
lain.
- Serat
Wedhatama mengajarkan kita supaya tidak terbiasa bertindak nista (Aywa mematuh nalutuh)
berhati-hati terhadap halangan hidup. Diibaratkan kita sedang melewati
jalan yang penuh dengan bahaya. Jika kita tidak berhati-hati maka akan
terkena duri atau tersandung batu
- Serat
Wedhatama mengajarkan supaya tidak menyesal di kemudian hari. Sifat yang
demikian itu memilki maksud walaupun orang yang punya ilmu tapi tidak memakai
ilmunya untuk hal baik, maka sama saja tidak ada artinya. Maksudnya adalah
kepintarannya hanya untuk mencari pangan dan balas budi.
- kebaikan
yang sudah diajarkan itu sebagai cara untuk mencari kehormatan walaupun belum
bisa terwujud semuanya tetapi manusia harus bisa berhasil walau tidak
semua bisa terwujud seperti apa yang diharapkan tetapi manusia diwajibkan
mencari dengan sungguh-sungguh sebab manusia jika tidak mau berusaha
ketika mencari nafkah maka bisa dikatakan rugi atau sia-sia.
- Digambarkan Serat Wedhatama orang yang berbudi luhur atau dapat dikatakan sebagai orang yang cerdas adalah orang yang gampang bersosialisasi, atau mudah berinteraksi dengan orang lain dan bisa bersahabat dengan siapapun di manapun mereka berada. Walaupun ada perbedaan pendapat mereka bisa menjadikan perbedaan itu sebagai indikasi keberagaman sehingga menjadikan mereka selalu hidup rukun dan tenang, tentram, penuh kebaikan walau hanya sedikit berbagi kepada orang lain. Dalam hal ini, maka tidak heran jika kadang-kadang manusia pandai itu berpura-pura bodoh dihadapan orang lain. Mereka dapat dikatakan sebagai orang bijak karena bertindak dengan cara halus walaupun kepada orang lain dan berbuat baik.