Apa itu Cerpen? Kebanyakan dari kita pasti tahu apa itu cerita pendek atau cerpen. Akan tetapi, kadangkala kita kesulitan mendefinisikan pengertian dari cerpen itu sendiri.
Pada
postingan kali ini, kami akan sedikit membahas tentang definisi cerpen, Ciri-ciri
Cerpen, Unsur Pembangun, Struktur Cerpen dan Nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya.
Cerpen
merupakan salah satu materi pelajaran bahasa indonesia yang diajarkan pada
jenjang pendidikan sekolah menengah atas atau SMA kelas XI. Materi ini
dipelajari setelah materi teks ceramah.
Baca juga: Latihan Soal Cerpen di sini
Untuk
lebih jelasnya, silakan perhatikan artikel di bawah ini.
Definisi Cerita Pendek
Cerita
pendek adalah salah satu karya sastra yang memusatkan diri pada satu tokoh
dalam satu situasi. Dalam cerita pendek, kita akan banyak menemukan berbagai
karakter tokoh, baik protagonis maupun antagonis. Keduanya merupakan cerminan
nyata dari kehidupan di dunia.
Cerpen
merupakan salah satu bacaan terfavorit karena cerita yang dibentuk pendek dan
juga memiliki nilai-nilai kehidupan yang bermanfaat untuk menjalani kehidupan
sehari-hari.
Cerita
pendek atau dapat disebut sebagai cerpen adalah salah satu karya sastra yang
berbentuk naratif. Cerpen merupakan cerita singkat yang memiliki 500-5.000 kata
dalam satu cerita. Cerpen biasanya berfokus pada satu tokoh dalam suatu
peristiwa atau situasi.
Cerpen
bersifat fiksi atau rekayasa. Masalah dalam cerpen biasanya memiliki kesan
tunggal. Disamping itu, ada berbagai macam karakter tokoh baik antagonis maupun
protagonis. Dari karakter tersebut dapat dipelajari hal-hal yang benar dan
salah berdasarkan nilai-nilai kehidupan dalam cerpen.
Selain
definisi di atas, ada beberapa pengertian cerpen. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), cerpen adalah karya sastra pendek yang kurang dari sepuluh
ribu kata, yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada
satu tokoh dalam satu situasi atau pada suatu ketika.
Menurut
Sutardi, cerpen adalah rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi satu yang di
dalamnya terjadi konflik antartokoh atau dalam diri tokoh itu sendiri dalam
latar dan alur. Peristiwa dalam cerita berwujud hubungan antartokoh, tempat,
dan waktu yang membentuk satu kesatuan.
Berdasarkan
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah prosa berisi gagasan,
pikiran, pengalaman yang diimajinasikan dan membentuk sebuah peristiwa dengan
satu peristiwa puncak.
Ciri-ciri cerpen adalah sebagai
berikut.
- Jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata.
- Proporsi penulisan lebih singkat dibandingkan dengan novel.
- Isi cerita kebanyakan menggambarkan kehidupan sehari-hari.
- Hanya mencerminkan sebagian kisah tokoh.
- Tokoh dalam cerpen mengalami sebuah konflik sampai pada tahap penyelesaiannya.
- Pemilihan kata lebih sederhana sehingga mudh dipahami.
- Bersifat fiktif.
- Menceritakan satu kejadian saja dan menggunakan alur cerita tunggal dan lurus.
- Waktu baca relatif singkat.
- Memberikan pesan dan kesan mendalam seakan pembaca mengalami kejadian dalam cerita tersebut.
Unsur-Unsur Pembangun Cerita Pendek
Cerpen memiliki dua unsur pembangun, diantaranya
adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik.
a. Unsur intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen itu sendiri. Jika diibaratkan sebuah bangunan, maka unsur intrinsik adalah komponen-komponen bangunan tersebut. Unsur intrinsik cerpen terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat.
1) Tema
Tema merupakan ide atau gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan cerita yang ada dari cerpen. Tema bersifat umum yang dapat diambil dari lingkungan sekitar, permasalahan yang ada di masyarakat, kisah pribadi pengarang sendiri, pendidikan, sejarah, perjuangan romansa, persahabatan dan lain-lain.
2) Tokoh dan Penokohan
Tokoh merupakan pelaku dalam cerita pendek, sedangkan penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
3) Alur
Alur merupakan pola jalan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat ataupun bersifat kronologis. Pola pengembangan cerita suatu cerpen beragam. Inti dari pola pengembangan cerita harus menarik, mudah dipahami, dan logis. Jalan cerita suatu cerpen kadang-kadang berbelit-belit dan penuh kejutan, kadang- kadang juga sangat sederhana.
4) Latar
Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan peristiwa yang digunakan dalam suatu cerita pendek. Latar berfungsi untuk memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita. Latar bisa bersifat nyata atau imaginasi.
5) Gaya Bahasa
Penggunaan bahasa yang tepat berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana yang menyenangkan dan mudah dipahami. Gaya bahasa yang tepat akan akan memperlihatkan hubungan dan interaksi yang serasi antara sesama tokoh.
6) Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan strategi yang digunakan oleh pengarang cerpen untuk menyampaikan ceritanya. Baik itu sebagai orang pertama, kedua, ketiga. Bahkan acapkali para penulis menggunakan sudut pandang orang yang berada di luar cerita.
7) Amanat
Amanat merupakan pesan yang hendak disampaikan pengarang. Amanat dalam cerpen umumnya bersifat tersirat. Kehadiran amanat, pada umumnya tidak bisa lepas dari tema cerita. Misalnya, tema cerita itu tentang perjuangan kemerdekaan, amanat cerita itu pun tidak jauh dari pentingnya mempertahankan kemerdekaan.
b. Unsur Ektrinsik
Unsur esktrinsik merupakan unsur pembangun yang berasal dari luar sebuh cerita. Unsur ini dapat berupa latar belakang penulis.
Yang termasuk dalam latar belakang masyarakat adalah ideologi negara, kondisi politik, kondisi sosial dan kondisi ekonomi.
Yang termasuk dalam latar belakang penulis adalah riwayat hidup penulis, kondisi psikologis dan aliran sastra penulis.
Nilai yang merupakan unsur ekstrinsik adalah nilai agama, nilai sosial, nilai agama dan lain-lain.
Struktur Teks Cerita Pendek
Stuktur cerpen merupakan rangkaian cerita yang
membentuk cerpen itu sendiri. Dengan demikian, struktur cerpen tidak lain
berupa unsur yang berupa alur, yakni berupa rangkaian cerita yang terbentuk
oleh hubungan sebab akibat ataupun secara kronologis.
Secara umum jalan cerita terbagi ke dalam bagian-bagian berikut.
1. Pengenalan situasi cerita (exposition,
orientation)
Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan dan hubungan antartokoh.
2. Pengungkapan peristiwa (complication)
Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.
3. Menuju pada adanya konflik (rising action)
Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagi situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
4. Puncak konflik (turning point)
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian itu pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal.
5. Penyelesaian (ending atau coda)
Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang sikap ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Namun ada pula, cerpen yang penyelesaian akhir ceritanya itu diserahkan kepada imaji pembaca. Jadi, akhir ceritanya itu dibiarkan menggantung, tanpa ada penyelesaian.
Nilai-Nilai dalam Cerita Pendek
Nilai
adalah suatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Dalam karya sastra berwujud makna ditulis melalui unsur instrinsik
seperti perilaku, dialog, peristiwa, latar/setting, dan sebagainya. Menurut
Suherli, dkk. terdapat enam nilai dalam cerita pendek yaitu:
- Nilai Budaya diambil dari budaya yang berkembang secara
turun-menurun di masyarakat. Ciri utama dari nilai-nilai budaya ini adalah
adanya rasa takut bagi masyarakat untuk meninggalkan atau menentang nilai
tersebut. Masyarakat percaya, jika nilai itu dilanggar maka kesusahan akan datang
menghampirinya.
- Nilai Moral berhubungan dengan masalah moral. Nilai moral
berkaitan dengan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku,
atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau
dinikmatinya.
- Nilai Agama/Religi berhubungan dengan masalah keagaman. Nilai
religi biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk gaib,
dosa-pahala, serta surga-neraka.
- Nilai Pendidikan berhubungan dengan proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang/kelompok orang. Nilai pendidikan berusaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan
- Nilai Estetika berhubungan dengan keindahan dan seni.
- Nilai Sosial berhubungan erat dengan kehidupan di dalam masyarakat. Biasanya berupa nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka
Kosasih, Engkos. 2017. Cerdas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI kelompok Peminatan Bahasa dan Budaya. Jakarta: Erlangga.
Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Sumardjo, J. dan Saini, K.M., 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia